Breaking News
Loading...
Kamis, 05 Agustus 2010

Sepertinya keadaan sekarang memang dipenuhi dengan ke putus asaan! Mengapa penulis menyebut demikian karena sudah banyak hal yang terjadi di negara ini yang sudah di luar harapan sebagaimana seharusnya negara ini merdeka. Kemiskinan, pengangguran, perdagangan manusia, pendidikan mutu rendah dan mahal, kesehatan yang mahal, dan masih banyak lagi penderitaan yang diderita oleh rakyat di negara ini.
Ke putus asaan seakan menghantui rakyat dimana-mana mereka tidak segan-segan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dan juga bunuh diri massal 1 keluarga karena tidak mampu menghadapi beban kehidupan semakin berat. Penulis kali ini akan memberikan sedikit cerita tentang perjuangan seorang yang terhimpit perekonomian namun orang tersebut tidak berputus asa, akan tetapi melainkan orang tersebut terus berusaha untuk memperbaiki kehidupannya. Film yang penulis menontonnya pada saat LK II Tingkat Nasional HMI Cab. Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta, dan pada saat itu juga setelah menonton film itu diadakan diskusi antara peserta, film tersebut berjudul The Pursuit of Happyness yang dibintangi oleh aktor Hollywood Will Smith. Berikut merupakan riview dari film tersebut:

Cerita film ini dimulai sekitar pada tahun 1981 di San FranciscoCalifornia. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. Chris adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.
Untuk melihat jalan cerita keseluruhannya  pembaca dapat langsung menonton film tersebut, karena menurut penulis film ini tepat untuk memacu semangat kita agar tidak putus asa dalam menghadapi segala sesuatu. Sedikit kata bijak dari penulis,"Masalah timbul karena untuk diselesaikan bukan untuk lari dari masalah". Janganlah menyerah dalam menghadapi suatu masalah dan juga jangan sampai lari dari tanggung jawab, karena hal tersebut adalah seburuk-buruknya akhlak kita sebagai umat beragama, ketahuilah, Allah, SWT. tidak mengubah suatu kaum sampai mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka (Q.S. Al-Ra'ad:11).

0 komentar: