Breaking News
Loading...
Minggu, 15 Agustus 2010

Puasa (saum) dalam agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah, SWT. pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183. 


"Yaa ayyuhaladziina aamanuu kutiba alaikumus siyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la allakum tataquun"
“ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."

Penulis mempunyai sedikit cerita mengenai ibadah puasa yang penulis alami secara pribadi, tapi ini bukan cerita seperti di televisi yang disinetronkan dimana pada awal cerita mendapat cobaan dan pada akhir cerita mendapat kebahagiaan, bukan seperti itu. Banyak hal-hal cukup seru yang penulis rasakan, dimana pada bulan ramadhan suasana perasaan hati menjadi lebih baik dari pada bulan-bulan lainnya, karena bakalan mudik pulang kampung untuk lebaran Idhul Fitri "itu salah satu kebahagiaan". Penulis memang sudah kurang lebih 5 Ramadhan memulai awal puasa Ramadhan di Yogyakarta, karena penulis menuntut ilmu di kota ini. Penulis merasa tahun ini merupakan tahun terakhir penulis memulai puasa Ramadhan di Yogyakarta, karena penulis sudah menyelesaikan studynya di kota ini.
Bulan Ramadhan yang penulis jalani selama kurang lebih 5 kali Ramadhan memang sedikit unik, kenapa bisa unik?.  Keunikan salah satunya adalah pertemanan dan silaturahmi yang penulis alami, dimana kebersamaan dan persatuaan sesama teman, walaupun terdapat beberapa teman yang berlainan kepercayaan, akan tetapi mereka saling menghargai terhadap yang berpuasa. Tapi di sinilah indahnya islam dan indahnya puasa Ramadhan, karena islam adalah Rahmatan lillalamin, rahmat bagi alam semesta, walaupun yang menjalankan puasa Ramadhan adalah kaum muslimin, akan tetapi yang non muslim juga mendapat rezeki-Nya. Seakan pertemanan yang penulis rasakan tidak mengenal lagi adanya perbedaan antara sesama. Walaupun teman datang silih berganti dalam kehidupan penulis akan tetapi tidak memutus tali silaturahmi yang telah penulis jalani selama ini. 
Tidak hanya pertemanan yang di bulan Ramadhan penulis rasakan, namun ada sedikit menjalani perasaan sayang dan cinta terhadap lawan jenis atau seorang wanita. Akan tetapi hubungan tersebut hanya sebatas pendekatan dan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadhan. Semangat yang menggebu-gebu "perasaan cinta" tersebut hanya penulis rasakan di bulan Ramadhan setelah bulan tersebut perasaan tersebut perlahan-lahan seakan mulai dipertanyakan pada diri sendiri apakah benar apa yang penulis rasakan. Penulis merasa bulan Ramadhan yang dilalui oleh penulis adalah bulan spiritual dan bulan cinta "bukan sok-sok an romantis" tapi memang itu yang penulis rasakan. Walaupun terkadang masalah urusan cinta diakhiri dengan perasaan kecewa yang penulis rasakan. 
Terkadang penulis merasakan kenapa Allah, SWT menghadapi kepada penulis perasaan kecewa dan problema? yaitu perasaan kecewa terhadap wanita dan sebagainya. Kalau Allah mengasihi penulis, mengapa hal tersebut terjadi pada penulis?. Setelah penulis membaca sebuah buku yang mampu menjawab pertanyaan penulis tersebut. Kasih sayang Allah, SWT mengharuskan tercapainya manfaat dan tertolaknya bahaya. Namun kadang kala penulis tidak mengetahui mana yang manfaat dan mana yang bahaya. Bisa jadi tercapainya manfaat tersebut tidak wajar dan penulis tidak menyukainya. Penulis akan sedikit menganalogikan sesuatu hal yang telah penulis baca, seperti anak yang menolak meminum obat yang pahit. Jangkauan  akalnya masih pendek. Ia tidak mengetahui bahwa rasa pahit yang ada pada obat itu mengandung kesembuhan. Akan tetapi ayahnya tetap meminumkan  obat itu, si anak menatap ayahnya dan mulutnya seolah-olah berkata, "Mengapa engkau menyiksaku?!". kesimpulannya, jadi Manfaat yang hakiki terwujud apabila kasih sayang itu sampai kepadamu meskipun engkau tidak menyukainya. Penulis rasakan ini merupakan bentuk kasih sayang Allah, SWT. kepada penulis "Kadangkala terjadi pada kita sesuatu yang dengannya Allah, SWT. hendak mengasihani, tetapi sayangnya kita tidak memahaminya". Jawaban yang penulis temukan tersebut dari membaca sebuah buku pintar Akhlak yang dikarang oleh Dr. Amr Khaled, "kebetulan" penulis membacanya pada saat bulan Ramadhan tahun ini, penulis merasakan suatu yang Indahnya Puasa Ramadhan yang tidak akan ditemukan dibulan-bulan lainnya dimana segala ibadah dilipat gandakan oleh Allah, SWT. dan semua do'a InsyaAllah akan di ijabah oleh Allah, SWT. tunggu apa lagi teman-teman muslim mari kita puasa agar kita menemukan Indahnya Puasa Ramadhan.  

2 komentar:

Dani Wahyu mengatakan...

Thanks infonya. Oiya ngomongin puasa, saya nemuin artikel menarik nih yang ngebahas tentang cara cerdas untuk hemat saat bulan Ramadan. Cek di sini ya: Jurus amankan uang saat bulan puasa, agar kantong nggak jebol

bang proxyz mengatakan...

waduh komennya kok berlawanan