Breaking News
Loading...
Minggu, 08 Agustus 2010

Kompor Meleduk by Benyamin S
(sumber lyrick: http://www.free-lyrics.org)


“Aaaah.... nya' banjir!”
“Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk.”
“Ruméh ané kebakaran garé-garé kompor mleduk.”
“Ané jadi gemeteran wara-wiri keserimpet.”
“Rumah ané kebanjiran garé-garé got mampet.”
“Ati-ati kompor meleduk.”
“Ati ané jadi dag-dig-dug, jatuh duduk.”
“Ayo-ayo bersihin got.”
“Jangan takut badan blépot.”
“Coba tenang jangan ribut jangan padé kalang banksat"


Ini merupakan lirik lagu dari bang Beny, yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat pada waktu jaman dulu. Tapi keadaannya sekarang sudah berbeda bukan kompor yang mengunakan minyak tanah yang meleduk tapi kompor yang memakai gas 3 kg. Akhir-akhir ini memang sering kita semua mendengar tentang tabung gas 3 kg yang meledak di rumah-rumah warga. Menggunakan gas adalah solusi dari pemerintah untuk mengatasi penggunaan minyak tanah, dan pemerintah melakukan konversi dari minyak tanah ke tabung gas dengan alasan lebih hemat dan sebagainya, akan tetapi bisa dilihat manfaatnya sekarang tabung gas tersebut menjadi teroris kecil yang siap meledak kapan saja.
Seandainya pemerintah sejak awal sudah melakukan sosialisasi dengan benar dan melakukan hal-hal yang patut dilakukan mungkin hal tersebut tidak akan terjadi. Pemerintah kembali lagi menjadi pahlawan kesiangan dan penyelamat bagi rakyatnya, kita bisa menanyakan kenapa baru sekarang penjelasan secara detail mengenai bagaimana cara penggunaan gas tersebut. Ini membuktikan bahwa pemerintah kurang melakukan fungsi kontrol nya terhadap masyarakat. Kritik banyak ditujukan kepada pemerintah dan seolah-olah pemerintah yang menjadi penyebab semua hal yang terjadi ini. Semestinya juga rakyat juga harus jeli dalam melakukan hal tersebut, seperti melakukan pengecekan terhadap barang-barang yang akan digunakan nya dan juga pemerintah haruslah juga melakukan penjelasan bagaimana melakukan pengecekan terhadap tabung, bagaimana cara penggunaan kompor, bagaimana selang yang layak pakai, bukannya penjelasan diberikan setelah bencana itu terjadi baru melakukan penjelasan secara sangat gencar bahkan melalui iklan di media elektronik maupun cetak.
Sebenarnya yang dilakukan pemerintah haruslah melarang penjualan gas di sembarang tempat seperti tempat yang bukan agen resmi atau warung-warung karena peninjauan atau kontrolingnya sangat menyulitkan  dan juga seharusnya pemerintah memberikan penjelasan bagaimana petunjuk penggunaannya misalnya ditabung gas. Untuk mengatasi penjualan dan pengoplosan tabung gas yang tidak semestinya, seharusnya pemerintah membuka tempat seperti SPBU agar tabung gas tersebut terjamin dan tidak terjadi lagi gas meleduk seperti lyricknya bang Beny diatas. Semoga hal-hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi tabung gas tersebut mendapatkan solusi bijak dan tidak memikirkan tender saja. Juga semoga kebijakan-kebijakan pemerintah yang lainnya seperti redenomisasi uang rupiah atau yang lainnya tidak membuat bingung rakyatnya, seharusnya pemerintah menjamin kesejahteraan rakyat, dan mencerdaskan kehidupan rakyat bukan malah membuat rakyat menjadi jungkir balik memikirkan hal-hal tersebut. Pemerintah bekerja untuk rakyat bukan rakyat yang bekerja untuk pemerintah, lebih bijak wahai para pemimpin rakyat agar kalian tidak membuat rakyat marah karena apabila rakyat bertindak dan menuntut pemerintah mundur dari pemerintahannya apa yang bisa dilakukan  maka dari itu bijaklah wahai para pemimpin pemerintah dalam mengambil keputusan. Bila tulisan ini dianggap kritik, ya memang begitu adanya. Bila dinilai solusi dan bermanfaat maka sebaiknya?

0 komentar: